Jumat, 22 April 2016

Jejak Langkah: Sabang - Aceh - Medan (Part 3 - Pantai Iboih)



Bismillaah, 

It’s been a while actually but I still have unfinished story about Sabang-Aceh-Medan, so lets finish it before writing other stories :)

Setelah dari Lampu’uk kembali lagi ke Aceh masih menggunakan bentor (becak motor) untuk mengejar kapal siang ke Sabang, alhamdulillaah masih kekejar meskipun sempat ada adegan lari2 naik kapal karena kita kesantaian makan siang di kantin pelabuhan hihi, dan ternyata begitu sampai di atas kapal, kapalnya puenuuuuuh :D (sayang foto kapal penuhnya ilang ga tau kemanah dan juga banyak foto lainnya yang ga ada hiksss) 
 
Sesampainya di Pulau Weh kita naik angkutan colt yang per orangnya kalau tidak salah seharga Rp. 30 ribu yang menuju ke daerah Iboih. Jadi ada beberapa tujuan wisata favorit di Pulau Weh ini, mulai dari ibukotanya yaitu Sabang, Tugu Nol Kilometer, Pantai Iboih dan Pantai Santai Sumur Tiga (kalau tidak salah namanya). Dalam perjalanan kali ini pantai Santai Sumur Tiga yang belum sempat dikunjungi :( (insyaAllah perjalanan selanjutnya, aamiin). Sesampainya di Iboih kita langsung menuju penginapan yang sudah dipesan oleh Adik, namanya Olala Bungalow. Sebenernya awalnya pengen nginep di Iboih Inn yang lagi heitss bgt saat itu he..tapi apa daya udah full-booked karena pas lagi long weekend dan kita plan ke Iboihnya ga pake long-term plan alias mendadak hihi.  

Sekedar saran aja kalau mau nginep di Iboih, sebenernya penginapan di Iboih ada banyak berjajar di pinggir pantainya, tapi yang baru saya ketahui ketika sudah sampai di sana adalah bahwa pinggir pantai Iboih itu konturnya tidaklah landai sejajar dengan muka air laut tapi semacam tebing dengan jalanan tanah yang menanjak dan berbatu. Sehingga bagi yang tidak terlalu suka berjalan jauh dan menanjak bukit, sebaiknya mengambil penginapan di sekitar pintu masuk Iboih saja karena letaknya masih di bawah/rendah dan mudah dijangkau. Untuk penginapan Olala Bungalow ternyata agak masuk ke dalam sehingga harus jalan naik turun dulu, yah gpp lah itung2 olahraga he..(padahal menghibur diri :p) Oya untuk penginapan yang Iboih Inn aksesnya malah harus naik kapal boat khusus yang disediakan oleh penginapan tsb, sebenernya bisa juga sih katanya ke Iboih Inn jalan kaki tapi lumayan jauuuuh dan syusah yang kalo sampe sana kayanya udah tepar duluan hihi.. 

Btw ga sengaja nemu peta dari googling, yang sedikit banyak menggambarkan lokasi penginapan di daerah pantai Iboih, gw tambahin keterangan konturnya yah, dari bagian paling bawah yang ada logo Parkir (P), Masjid dan several coffee shop itu bagian yang paling rendah dan awal pintu masuk kawasan pantai Iboih, semakin ke atas konturnya semakin tinggi dengan jalan akses setapak berbatu dan naik turun jadi ga heran kalo Iboih Inn yang agak paling atas kudu naek boat sendiri biar mudah ke sana, tapi hikmahnya mungkin kalo di Iboih Inn jadi ga mudah diganggu kali yah kalo mo liburan beneran macam hanimun gitu hihi


Peta Pantai Iboih, Sabang Pulau Weh Aceh

Source: http://acehbeach.blogspot.co.id/2010/04/iboih-beach.html


Oya harga di Olala waktu itu (April 2015) kalo ga salah sekitar 125rb eh 250rb per malam (kemarin salah inget maap he..maksudnya 125rb/orang karena kamarnya bisa buat 2 orang) dengan kamar bungalow kayu yang lumayan bagus dan bersih yang terletak di tebing yang menghadap laut, tapi sayangnya pas airnya mati waktu itu :( jadilah untuk keperluan air & toilet menumpang di bangunan utama atau di pemandian umum di bawah di sekitar area pintu masuk (jauh booo)


Motoin bungalow tetangga sembari ayunan di hammock bungalow sendiri :D

Pas sampai di penginapan sudah sore menjelang maghrib tapi tiba2 si Adik punya ide untuk main ke Tugu Nol Kilometer, setelah tanya2 dengan pemilik penginapan ternyata untuk ke Tugu tsb bisa dengan menggunakan motor yang banyak disewakan. Tanpa banyak babibu lagi karena mengejar waktu jadilah kami sewa 2 motor dan segera melaju di jalanan aspal sepi berliku tapi aman (halah) dan voilaaa dalam waktu beberapa menit sampailah di Tugu Nol Kilometer yang sudah ramai dengan orang yang menunggu sunset, dan fortunately kita dapet sunset yang bersih dan bagussss bgt sore itu, one of the best sunset I ever witnessed :)



One of The Best Sunset, Tugu Nol Kilometer Sabang, Pulau Weh :)


Setelah puas liat sunset kita balik melalui jalan yang tadi dan masyaAllah ternyata langit malam itu sedang purnama, one of the best purnama ever juga alhamdulillah dan yang lebih bikin gw terkagum2 lagi adalah meskipun purnama bulat terang tapi tetap terlihat banyak bintang-bintang bertaburan di langit malam yang bersih, mungkin karena masih tidak banyak polusi cahaya di Pulau Weh yah sehingga dari atas motor yang berjalan kita masih bisa menikmati bintang yang berpendar berkilauan di sela-sela nyiur kelapa, alhamdulillaah :)

Pas sudah mau sampai ke area pintu masuk Iboih tiba2 ada yang punya ide, kenapa kita tidak sekalian main ke pusat kota yaitu Sabang? Lebih tepatnya sih karena waktu sewa motor masih agak lama jadi sayang aja kalau balikin motornya kecepetan (ga mau rugi banget yak hihi) Jadilah kita ga jadi pulang tapi melanjutkan perjalanan ke arah kota Sabang. Dari Iboih, Sabang ternyata lumayan masih agak jauh, mungkin sekitar perjalanan setengah jam non-stop mengendarai motor di jalanan yang berkelok-kelok, gelap, cenderung banyak turunan tapi alhamdulillaah tetap aman. Ibu pemilik penginapan memang mengatakan bahwa Pulau Weh insyaAllah aman meskipun malam dan penerangan agak kurang. Sesampainya di Sabang kita memutuskan untuk makan malam di semacam alun-alun kota, tempatnya terbuka beralaskan kursi plastik dan beratapkan langit malam, selesai makan lalu pulang :)

Keesokan paginya, kita disambut pemandangan sunrise dari depan bungalow dengan penampakan seperti ini yang disertai deburan halus ombak dari air laut yang sangaaat jerniiiiih :)




Sunrise di Iboih dari depan bungalow :)



Iboih Morning Vibes :)




Wie



- to be continued -

ternyata masih belum selesai juga ceritanya --"